Arah angin di pihak The Federal Reserve (FED) agak halus belakangan ini. Pernyataan Presiden Federal Reserve San Francisco, Daly, telah membawa spekulasi pasar tentang kebijakan bulan Desember ke tingkat yang baru.

Apa kata dia? Penurunan suku bunga minggu lalu, baginya itu seperti memberi "asuransi" pada pasar tenaga kerja — secara sederhana, kekhawatiran terbesar The Federal Reserve (FED) saat ini bukanlah tentang inflasi yang tidak dapat ditekan, tetapi tentang data pekerjaan yang tiba-tiba anjlok. Lalu, apakah akan ada penurunan suku bunga lagi bulan depan? Jawabannya sangat diplomatis: "Menjaga sikap terbuka". Pernyataan yang ambigu ini justru mengungkapkan bahwa di dalam masih ada pertarungan yang sengit.

Lebih menarik lagi adalah kalimat tajamnya: "Jika untuk menarik inflasi kembali ke 2%, hasilnya kehilangan beberapa juta pekerjaan, itu pasti adalah bencana yang paling tidak ingin kita lihat". Sikap ini sudah sangat jelas—sekarang keseimbangan The Federal Reserve (FED) jelas condong ke arah pekerjaan. Tapi di sisi lain, dia juga tidak berani meremehkan masalah inflasi, karena angka-angka itu ada di sana, "masih terlalu tinggi".

Jadi situasi saat ini adalah: di satu sisi harus menjaga agar lapangan kerja tidak runtuh, di sisi lain harus mencegah inflasi kembali meningkat. Keputusan "menyeimbangkan risiko" yang diucapkan oleh Daly terdengar mudah, tetapi pelaksanaannya sangat sulit. Jika pasar tenaga kerja sedikit terguncang, ekspektasi pemotongan suku bunga akan meningkat; jika data inflasi kembali naik, pihak hawkish akan muncul dan bersuara kontra.

Pertemuan bulan Desember sepertinya akan sangat gaduh. Pasar sekarang tidak hanya memperhatikan apakah suku bunga akan diturunkan, tetapi yang lebih penting adalah—apa bom yang mereka khawatirkan akan meledak terlebih dahulu. Ketidakpastian semacam ini bukanlah kabar baik bagi aset berisiko. Data pekerjaan dan CPI dalam beberapa minggu ke depan diperkirakan akan langsung menentukan bagaimana akhir dari drama besar ini.