Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS memberikan tekanan kepada eksekutif tertinggi Delta terkait suatu isu yang semakin menjadi perhatian: penetapan harga tiket yang didorong oleh AI. Mereka tidak hanya penasaran—mereka menginginkan jawaban rinci tentang bagaimana algoritma digunakan untuk menetapkan tarif.
Ini tidak muncul entah dari mana. Penetapan harga dinamis yang didukung oleh pembelajaran mesin telah mendapatkan perhatian negatif dari regulator dan advokat konsumen selama beberapa waktu. Kekhawatirannya? Bahwa algoritma kotak hitam dapat secara diam-diam menaikkan harga dengan cara yang tidak bisa dilihat atau ditantang oleh penumpang. Maskapai selalu menyesuaikan harga berdasarkan permintaan, tentu saja, tetapi AI membawanya ke tingkat yang lain—menganalisis segala sesuatu mulai dari riwayat penelusuran hingga pola pemesanan secara real-time.
Apa yang membuat ini menarik bagi kalangan teknologi dan kebijakan yang lebih luas adalah preseden yang bisa ditetapkannya. Jika para pembuat undang-undang mulai menuntut transparansi pada algoritma penetapan harga maskapai penerbangan, pengawasan serupa dengan mudah bisa menyebar ke industri lain—termasuk fintech, e-commerce, dan bahkan platform terdesentralisasi yang menggunakan model algoritmik untuk transaksi atau tata kelola. Dorongan untuk AI yang bisa dijelaskan tidak melambat.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
TradFiRefugee
· 11jam yang lalu
Ini apa sih, setiap hari dianggap bodoh kan sudah terbiasa.
Lihat AsliBalas0
GasBandit
· 11jam yang lalu
Ini akan memicu gelombang kenaikan harga hehe
Lihat AsliBalas0
AirdropHuntress
· 11jam yang lalu
Setelah dilakukan riset dan analisis, terlihat lagi praktik capital play people for suckers.
Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS memberikan tekanan kepada eksekutif tertinggi Delta terkait suatu isu yang semakin menjadi perhatian: penetapan harga tiket yang didorong oleh AI. Mereka tidak hanya penasaran—mereka menginginkan jawaban rinci tentang bagaimana algoritma digunakan untuk menetapkan tarif.
Ini tidak muncul entah dari mana. Penetapan harga dinamis yang didukung oleh pembelajaran mesin telah mendapatkan perhatian negatif dari regulator dan advokat konsumen selama beberapa waktu. Kekhawatirannya? Bahwa algoritma kotak hitam dapat secara diam-diam menaikkan harga dengan cara yang tidak bisa dilihat atau ditantang oleh penumpang. Maskapai selalu menyesuaikan harga berdasarkan permintaan, tentu saja, tetapi AI membawanya ke tingkat yang lain—menganalisis segala sesuatu mulai dari riwayat penelusuran hingga pola pemesanan secara real-time.
Apa yang membuat ini menarik bagi kalangan teknologi dan kebijakan yang lebih luas adalah preseden yang bisa ditetapkannya. Jika para pembuat undang-undang mulai menuntut transparansi pada algoritma penetapan harga maskapai penerbangan, pengawasan serupa dengan mudah bisa menyebar ke industri lain—termasuk fintech, e-commerce, dan bahkan platform terdesentralisasi yang menggunakan model algoritmik untuk transaksi atau tata kelola. Dorongan untuk AI yang bisa dijelaskan tidak melambat.