Kasus penipuan JPMorgan baru saja semakin rumit. Charlie Javice, yang kini merupakan penipu yang sudah terbukti bersalah, tidak menahan diri. Dia mengecam raksasa perbankan itu atas apa yang dia lihat sebagai kemunafikan murni - bank tersebut berjuang mati-matian untuk tidak menanggung biaya hukumannya. Argumennya? Agak sulit untuk diabaikan. JPMorgan mengerahkan sepasukan pengacara untuk pembelaan mereka sendiri, namun ketika menyangkut tagihan miliknya, tiba-tiba mereka menjadi sangat pelit. Ironi ini tidak hilang dari perhatian siapa pun yang menyaksikan drama ini berlangsung. Seluruh situasi ini menimbulkan beberapa pertanyaan yang tidak nyaman tentang bagaimana raksasa korporat menangani akuntabilitas hukum ketika keadaan berbalik.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SilentObserver
· 17jam yang lalu
Bank besar itu memang double standard ya
Lihat AsliBalas0
WalletsWatcher
· 17jam yang lalu
smh jp morgan rly menunjukkan warna asli mereka...
Lihat AsliBalas0
PonziWhisperer
· 17jam yang lalu
Masing-masing punya cara bermain dengan standar ganda sendiri, ya.
Lihat AsliBalas0
AirdropHunterXM
· 17jam yang lalu
Bank besar memang bukan manusia
Lihat AsliBalas0
AltcoinTherapist
· 17jam yang lalu
Menarik sekali ketika orang sendiri saling bertengkar.
Kasus penipuan JPMorgan baru saja semakin rumit. Charlie Javice, yang kini merupakan penipu yang sudah terbukti bersalah, tidak menahan diri. Dia mengecam raksasa perbankan itu atas apa yang dia lihat sebagai kemunafikan murni - bank tersebut berjuang mati-matian untuk tidak menanggung biaya hukumannya. Argumennya? Agak sulit untuk diabaikan. JPMorgan mengerahkan sepasukan pengacara untuk pembelaan mereka sendiri, namun ketika menyangkut tagihan miliknya, tiba-tiba mereka menjadi sangat pelit. Ironi ini tidak hilang dari perhatian siapa pun yang menyaksikan drama ini berlangsung. Seluruh situasi ini menimbulkan beberapa pertanyaan yang tidak nyaman tentang bagaimana raksasa korporat menangani akuntabilitas hukum ketika keadaan berbalik.