Apakah ETH benar-benar telah menjadi aset deflasi? Satu artikel menjelaskan dengan jelas

Banyak orang bilang setelah penggabungan ETH, itu menjadi aset deflasi, tapi apakah ini benar-benar membuatnya lebih berharga? Mari kita bahas bersama.

Apa itu koin deflasi?

Secara sederhana, koin deflasi adalah jenis koin yang semakin sedikit pasokannya, sehingga harganya semakin langka. Bitcoin mengandalkan total pasokan yang hanya 21 juta koin untuk mencapai deflasi. Namun ETH berbeda - pada awalnya ia mengalami inflasi, dengan tingkat pertumbuhan tahunan mencapai 4,5%.

Hingga penggabungan (The Merge) pada September 2022, ETH baru benar-benar berubah menjadi aset deflasi. Bagaimana ini bisa terjadi? Jawabannya adalah mekanisme pembakaran.

Mengapa ETH menjadi deflasi?

Kunci terletak pada protokol EIP-1559. Sebagian dari biaya gas setiap transaksi langsung dihancurkan, sementara jumlah ETH yang baru diterbitkan justru menurun. Hasilnya adalah: ETH yang dihancurkan > ETH yang baru diterbitkan.

Dibandingkan dengan BTC yang memiliki batasan 21 juta yang ditetapkan sekaligus, deflasi ETH bersifat dinamis dan berkelanjutan. Beberapa orang bahkan mengatakan ETH lebih mirip aset deflasi dibandingkan BTC—karena ia benar-benar menghancurkan secara real-time.

Apakah deflasi selalu baik?

Ini perlu ditandai dengan tanda tanya. Deflasi memang bisa meningkatkan harga karena kelangkaan yang ada. Namun, hanya mengandalkan mekanisme deflasi tidak cukup untuk mendukung logika investasi.

Alasan ETH dapat bertahan adalah karena ekosistemnya. Semakin banyak orang yang menggunakan ETH untuk bertransaksi, menerapkan aplikasi, dan berinteraksi dengan kontrak, semakin banyak yang dihancurkan, dan semakin berharga jaringan tersebut. Ini adalah umpan balik positif: Semakin sering digunakan → Semakin banyak yang dihancurkan → Pasokan semakin langka → Nilai semakin tinggi → Menarik lebih banyak pengguna.

Sebuah rantai yang tidak ada yang menggunakannya, seberapa banyak pun dibakar, tetap saja sia-sia.

Siapa yang akan mengendalikan “mesin pencetak uang” ETH?

Federal Reserve mengendalikan inflasi dolar dengan alat seperti kenaikan suku bunga dan pelonggaran kuantitatif. Lalu siapa yang mengurus ETH?

Jawabannya adalah tata kelola komunitas. Melalui DAO (Organisasi Otonomi Terdesentralisasi), pemegang token memberikan suara untuk memutuskan peningkatan protokol, mengubah ekonomi token. Perubahan ini ditulis ke dalam kontrak pintar dan dieksekusi secara otomatis.

Inilah logika Web3: tidak ada bank sentral, hanya kode dan konsensus. Selama komunitas setuju, aturan permainan dapat diubah. Dibandingkan dengan lembaga terpusat yang memutuskan, sistem ini lebih menguntungkan untuk keberlanjutan jangka panjang.

Ringkasan

Sifat deflasi ETH benar-benar meningkatkan daya tariknya, tetapi nilai sebenarnya berasal dari: aktivitas ekosistem + kekayaan aplikasi di blockchain + tingkat kepercayaan komunitas. Deflasi hanya merupakan nilai tambah, bukan faktor penentu.