Ada sebuah kisah yang dimulai dengan penolakan. Pada tahun 2017, Hayden Adams di-PHK dari Siemens saat bekerja sebagai insinyur mekanik. Kedengarannya seperti jalan buntu, bukan? Salah besar. Itu justru menjadi pemicu segala sesuatu.
Pengantar
Adams tidak selalu ditakdirkan untuk dunia crypto. Ia lulus dari Stony Brook University pada tahun 2016 dengan gelar di bidang teknik mesin dan cukup nyaman dengan simulasi dinamika fluida komputasional. Tapi ada sesuatu yang kurang. Ia teringat percakapan di bangku kuliah dengan temannya, Carl Floersch, tentang Ethereum—sebuah percakapan yang dulu ia anggap remeh.
Ketika surat PHK datang, Adams menghubungi Carl. Tawaran Carl sederhana tapi berani: “Pelajari Solidity. Dalam setahun, kamu akan jadi ahli.” Adams pun setuju.
Momen Penemuan
Apa yang benar-benar mengubah segalanya? Sebuah posting blog oleh Vitalik Buterin tentang automated market makers (AMMs). Adams menyadari ini bukan sekadar mekanisme perdagangan lain—ini adalah revolusi yang menunggu untuk terjadi. Ia mulai membangun.
Pada April 2018, Adams menghadiri Seoul Blockchain Week dan secara harfiah bertemu langsung dengan Vitalik. Ia mengusulkan sebuah proyek bernama “Unipeg.” Respon Vitalik? “Itu lebih mirip Uniswap.” Dan begitulah, sebuah nama pun lahir.
Dari Pengembang Solo ke Protocol
Uniswap V1 awalnya adalah proyek pembelajaran. Adams menulis kode sendiri, menguji dengan komunitas Ethereum, dan melakukan iterasi berdasarkan umpan balik. Meskipun sederhana, tapi hasilnya lebih baik dari pesaing seperti EtherDelta.
Dukungan publik dari Vitalik menarik perhatian Ethereum Foundation, yang memberikan grant sebesar $65.000 untuk Uniswap. Pada April 2019, Adams telah mengumpulkan dana awal sebesar $1,8 juta dan membentuk tim nyata.
Yang menarik, selama pasar bearish 2018-2019—ketika sebagian besar proyek mati—volume perdagangan harian Uniswap mencapai (juta dan terus meningkat.
Pelajaran
Adams bertransformasi dari insinyur mekanik yang menganggur menjadi pembangun infrastruktur yang mendukung miliaran volume di DeFi. Ceritanya bukan tentang kode jenius atau timing yang sempurna. Tapi tentang seorang yang mengatakan ya pada saran teman, terobsesi dengan sebuah ide, dan membangun sesuatu yang benar-benar dibutuhkan pasar.
Pertanyaannya sekarang? Seiring evolusi DeFi dan munculnya pesaing, akankah Uniswap tetap di puncak? Itu adalah ujian sebenarnya.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Dari PHK hingga Legenda DeFi: Bagaimana Hayden Adams Membangun Uniswap dari Nol
Ada sebuah kisah yang dimulai dengan penolakan. Pada tahun 2017, Hayden Adams di-PHK dari Siemens saat bekerja sebagai insinyur mekanik. Kedengarannya seperti jalan buntu, bukan? Salah besar. Itu justru menjadi pemicu segala sesuatu.
Pengantar
Adams tidak selalu ditakdirkan untuk dunia crypto. Ia lulus dari Stony Brook University pada tahun 2016 dengan gelar di bidang teknik mesin dan cukup nyaman dengan simulasi dinamika fluida komputasional. Tapi ada sesuatu yang kurang. Ia teringat percakapan di bangku kuliah dengan temannya, Carl Floersch, tentang Ethereum—sebuah percakapan yang dulu ia anggap remeh.
Ketika surat PHK datang, Adams menghubungi Carl. Tawaran Carl sederhana tapi berani: “Pelajari Solidity. Dalam setahun, kamu akan jadi ahli.” Adams pun setuju.
Momen Penemuan
Apa yang benar-benar mengubah segalanya? Sebuah posting blog oleh Vitalik Buterin tentang automated market makers (AMMs). Adams menyadari ini bukan sekadar mekanisme perdagangan lain—ini adalah revolusi yang menunggu untuk terjadi. Ia mulai membangun.
Pada April 2018, Adams menghadiri Seoul Blockchain Week dan secara harfiah bertemu langsung dengan Vitalik. Ia mengusulkan sebuah proyek bernama “Unipeg.” Respon Vitalik? “Itu lebih mirip Uniswap.” Dan begitulah, sebuah nama pun lahir.
Dari Pengembang Solo ke Protocol
Uniswap V1 awalnya adalah proyek pembelajaran. Adams menulis kode sendiri, menguji dengan komunitas Ethereum, dan melakukan iterasi berdasarkan umpan balik. Meskipun sederhana, tapi hasilnya lebih baik dari pesaing seperti EtherDelta.
Dukungan publik dari Vitalik menarik perhatian Ethereum Foundation, yang memberikan grant sebesar $65.000 untuk Uniswap. Pada April 2019, Adams telah mengumpulkan dana awal sebesar $1,8 juta dan membentuk tim nyata.
Yang menarik, selama pasar bearish 2018-2019—ketika sebagian besar proyek mati—volume perdagangan harian Uniswap mencapai (juta dan terus meningkat.
Pelajaran
Adams bertransformasi dari insinyur mekanik yang menganggur menjadi pembangun infrastruktur yang mendukung miliaran volume di DeFi. Ceritanya bukan tentang kode jenius atau timing yang sempurna. Tapi tentang seorang yang mengatakan ya pada saran teman, terobsesi dengan sebuah ide, dan membangun sesuatu yang benar-benar dibutuhkan pasar.
Pertanyaannya sekarang? Seiring evolusi DeFi dan munculnya pesaing, akankah Uniswap tetap di puncak? Itu adalah ujian sebenarnya.