Pasar hari ini cukup tenang, mengingat tidak ada kenaikan besar maupun penurunan besar pada Bitcoin. Kadang-kadang, tidak adanya berita juga bisa dianggap sebagai berita baik. Setelah mengalami penurunan besar pada 10.11 dan kemarin, pasar saat ini bisa dikatakan telah melalui tiga tahap dasar yang nyata. Biasanya, penurunan sebesar ini membutuhkan waktu lebih dari satu bulan untuk pulih (seperti penurunan besar pada bulan April dan Mei). Tapi kita juga tahu, saat ini pasar sebenarnya sedang menunggu kabar tentang pembukaan kembali pemerintahan AS. Begitu kedua partai mencapai kesepakatan dan pemerintah dibuka kembali, pasar diyakini akan segera rebound. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan pembelian saat harga sedang turun.

Selain itu, hari ini kita juga perlu memperhatikan putusan Mahkamah Agung terkait tarif Trump. Tapi topik tarif sudah cukup lama dibahas dan pengaruhnya terhadap pasar relatif kecil, sehingga tidak menarik perhatian luas.

Kita semua tahu bahwa selama masa jabatan Trump, kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif digabungkan dalam satu orang. Di Mahkamah Agung pun, Trump memiliki keunggulan. Seharusnya, putusan ini bisa dikatakan tidak terlalu mengejutkan. Tapi kali ini, bahkan hakim konservatif mulai meragukan apakah presiden bisa menggunakan status "darurat" secara tak terbatas untuk memperluas kekuasaan perdagangan.

Hakim konservatif bukan menentang tarif, melainkan berusaha mencari keseimbangan kembali dalam kerangka pemisahan kekuasaan yang sudah tidak seimbang. Jika presiden bisa sembarangan menyatakan "darurat" → maka dia bisa menghindari kongres dalam hal pengenaan pajak. Ini sama saja menyerahkan kekuasaan fiskal utama Amerika Serikat dari kongres ke eksekutif.

Jika Trump bisa melakukan ini, presiden berikutnya (dari Partai Demokrat) juga bisa menyatakan "darurat iklim" dan mengenakan pajak kepada semua negara dengan emisi tinggi. Tradisi konstitusi Amerika tidak mampu menahan reaksi berantai seperti ini.

Namun, bagi Trump, masalah tarif ini sangat penting dan bisa dikatakan "hidup dan mati". Karena dalam kondisi keuangan saat ini, pendapatan dari tarif sudah menjadi tulang punggung fiskal negara. Terutama di tengah pemerintahan yang sedang mengalami shutdown dan defisit yang mencapai rekor tertinggi, pengembalian tarif adalah risiko yang tidak bisa ditanggung oleh Departemen Keuangan AS.

Jadi, situasinya saat ini adalah: jika Trump kalah di pengadilan → risiko tarif menurun → imbal hasil obligasi AS turun → dolar AS mungkin melemah dalam jangka pendek → pasar bisa mengalami kepanikan jangka pendek → dan secara jangka menengah hingga panjang, ini akan menguntungkan pasar saham AS, Bitcoin, dan pasar risiko lainnya.

Namun, terlepas dari bagaimana pengadilan memutuskan, sebenarnya keputusan akhir tidak akan banyak mempengaruhi hasil akhir penetapan tarif, karena Trump pasti akan menggunakan cara administratif lain untuk menghindari putusan tersebut.

Setelah Mahkamah Agung mempertimbangkan, kemungkinan besar mereka akan memberikan putusan "hukuman mati" bersyarat, yaitu menyatakan Trump menyalahgunakan IEEPA, tetapi memberikan tenggat waktu penundaan pelaksanaan, sehingga tetap menjaga otoritas sistem hukum tanpa langsung menghentikan tarif dan memicu kejadian black swan.