Ketika Mimpi NFT Seorang Miliarder Hong Kong Bertabrakan dengan Leverage Properti

Adrian Cheng, pewaris Grup New World Hong Kong dan pendiri K11, baru saja mendapatkan pelajaran keras: keluar dari Web3 tidak menghapus kegagalan di dunia nyata.

Pada Agustus 2022, Cheng memamerkan di X sebagai “LastKnight.ETH”—memegang 101 NFT Azuki yang bernilai jutaan dolar. Langkah ini memicu lonjakan transaksi $2M . Kredibilitas budaya bertemu dengan kekuatan rantai, kan? Tapi waktunya… kurang beruntung.

Inilah plot twist-nya: sementara Cheng membeli properti virtual ($5M di The Sandbox), Grup New World sedang mengalami pendarahan. Strategi leverage agresifnya pada mal fisik—termasuk kesepakatan bandara HK$20B —berbalik sangat buruk. Kapitalisasi pasar? Menguap dari HK$92,6 miliar menjadi HK$20,6 miliar. Harga saham jatuh bebas dari 40 yuan ke 8 yuan. Itu seperti balapan destruksi di HK$72B .

Ironinya berbeda: saat properti tradisional runtuh karena overleverage, Cheng beralih ke spekulasi tanah virtual. Tapi saat ETH ambruk, mal metaverse-nya juga jadi kota hantu.

Sekarang dia mengundurkan diri dari semuanya—CEO New World, posisi direktur di NWS, Chow Tai Fook. Pendapat Morgan Stanley? Menjual K11 dan Kai Tak Sports Park akan menyelamatkannya. Tapi dia sudah pergi sebelumnya.

Pertanyaan besar yang tidak banyak orang tanyakan: jika orang super kaya Hong Kong begitu putus asa untuk mengubah aset digital sementara kerajaan inti mereka runtuh, apa arti semua ini bagi pasar properti yang lebih luas? Citigroup dan UBS sudah memprediksi crash perumahan lagi sebesar 10% di atas penurunan 15% pasca COVID. Ketika miliarder beralih ke permainan metaverse, mungkin saatnya memeriksa siapa yang memegang tas leverage.