Berikut adalah skenario yang tidak diinginkan siapa pun untuk disaksikan: tepat saat Federal Reserve bersiap untuk pengambilan keputusan suku bunga penting, mereka terputus dari data payroll swasta ADP—yang secara efektif menghilangkan visibilitas waktu nyata terhadap denyut nadi ketenagakerjaan Amerika.
Latar belakangnya? Pelanggaran berbagi data. Menurut laporan, Gubernur Fed Christopher Waller dituduh membocorkan angka ketenagakerjaan sensitif dari ADP, yang menyebabkan ADP menarik seluruh transmisi data ke bank sentral. Ditambah lagi, adanya penutupan pemerintah yang kini sudah memasuki hari ke-22, menciptakan badai sempurna dari pemadaman informasi.
Mengapa ini penting:
Tanpa data ketenagakerjaan rinci dari ADP, Fed berjalan setengah buta. Tren ketenagakerjaan adalah salah satu dari dua mandat utama Fed—yang lainnya adalah stabilitas harga. Tidak adanya sinyal pasar tenaga kerja secara waktu nyata berarti Powell dan timnya beroperasi dengan intelijen yang tidak lengkap tentang:
Momentum perekrutan aktual vs. angka resmi dari Biro Statistik Tenaga Kerja
Tren tekanan upah yang mempengaruhi ekspektasi inflasi
Apakah ekonomi sedang mendingin atau overheating
Risiko nyata:
Keputusan kebijakan moneter bergantung pada akurasi data. Kehilangan salah satu dataset swasta yang paling andal memaksa bank sentral untuk bergantung pada:
Statistik pemerintah yang usang (terjebak dalam limbo penutupan)
Sentimen pasar (yang terkenal volatil dan dipengaruhi emosi)
Riset proprietary dari bank-bank Wall Street (yang memiliki agenda mereka sendiri)
Ini seperti pilot yang mencoba mendarat tanpa instrumen—Anda bisa melihat keluar jendela, tetapi itu tidak cukup.
Apa yang dipertaruhkan:
Fed bisa saja salah mengkalibrasi langkah suku bunganya berikutnya. Terlalu menganggap tinggi pertumbuhan pekerjaan? Mereka mungkin mempertahankan suku bunga lebih tinggi dari yang seharusnya, yang akan membebani pertumbuhan ekonomi. Terlalu meremehkan? Ekspektasi inflasi bisa kembali menyala. Bagaimanapun juga, pasar sudah dalam keadaan tegang, dan kesalahan kebijakan saat ini bisa memicu volatilitas yang serius.
Ironinya: lembaga yang dirancang untuk menstabilkan pasar keuangan justru menghadapi krisis informasi yang mengganggu stabilitas. Tim Powell dilaporkan sedang berusaha memulihkan jalur data, tetapi kerusakan—dan ketidakpastian—mungkin sudah tercermin dalam harga pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Titik Buta Federal Reserve: Apa yang Terjadi Ketika Bank Sentral Kehilangan Pengawasannya terhadap Pasar Tenaga Kerja?
Berikut adalah skenario yang tidak diinginkan siapa pun untuk disaksikan: tepat saat Federal Reserve bersiap untuk pengambilan keputusan suku bunga penting, mereka terputus dari data payroll swasta ADP—yang secara efektif menghilangkan visibilitas waktu nyata terhadap denyut nadi ketenagakerjaan Amerika.
Latar belakangnya? Pelanggaran berbagi data. Menurut laporan, Gubernur Fed Christopher Waller dituduh membocorkan angka ketenagakerjaan sensitif dari ADP, yang menyebabkan ADP menarik seluruh transmisi data ke bank sentral. Ditambah lagi, adanya penutupan pemerintah yang kini sudah memasuki hari ke-22, menciptakan badai sempurna dari pemadaman informasi.
Mengapa ini penting:
Tanpa data ketenagakerjaan rinci dari ADP, Fed berjalan setengah buta. Tren ketenagakerjaan adalah salah satu dari dua mandat utama Fed—yang lainnya adalah stabilitas harga. Tidak adanya sinyal pasar tenaga kerja secara waktu nyata berarti Powell dan timnya beroperasi dengan intelijen yang tidak lengkap tentang:
Risiko nyata:
Keputusan kebijakan moneter bergantung pada akurasi data. Kehilangan salah satu dataset swasta yang paling andal memaksa bank sentral untuk bergantung pada:
Ini seperti pilot yang mencoba mendarat tanpa instrumen—Anda bisa melihat keluar jendela, tetapi itu tidak cukup.
Apa yang dipertaruhkan:
Fed bisa saja salah mengkalibrasi langkah suku bunganya berikutnya. Terlalu menganggap tinggi pertumbuhan pekerjaan? Mereka mungkin mempertahankan suku bunga lebih tinggi dari yang seharusnya, yang akan membebani pertumbuhan ekonomi. Terlalu meremehkan? Ekspektasi inflasi bisa kembali menyala. Bagaimanapun juga, pasar sudah dalam keadaan tegang, dan kesalahan kebijakan saat ini bisa memicu volatilitas yang serius.
Ironinya: lembaga yang dirancang untuk menstabilkan pasar keuangan justru menghadapi krisis informasi yang mengganggu stabilitas. Tim Powell dilaporkan sedang berusaha memulihkan jalur data, tetapi kerusakan—dan ketidakpastian—mungkin sudah tercermin dalam harga pasar.