Kemarin malam, transaksi $ALLO ini mengajarkan saya lagi satu pelajaran.
Dalam posisi terbuka, sempat mengalami kerugian floating lebih dari 500, tapi saat bangun pagi, malah berbalik menjadi keuntungan 500. Keberuntungan memang bagian dari permainan, tapi roller coaster seperti ini benar-benar membuat hati tidak tenang—kalau tidak menetapkan stop loss, mungkin sudah meledak sejak lama.
Lalu, bagaimana seharusnya menetapkan stop loss? Kalau terlalu dekat, hanya butuh satu koreksi kecil untuk tersapu; kalau terlalu jauh, saat harga turun tajam, rasanya sangat menyakitkan.
Setelah dipikir-pikir, saya sadar ini bukan soal "jarak" semata, melainkan urutan berpikir yang salah.
# Urutan kesalahan kebanyakan orang: Buka posisi → Pasar tidak sesuai harapan → Panik cari level stop loss → Entah tidak mau rugi dan tahan, atau sembarangan potong posisi
Hasilnya? Kerugian kecil berubah menjadi besar, atau baru saja menetapkan stop loss langsung rebound.
# Urutan yang benar seharusnya adalah: **Hitung stop loss dulu → Tentukan posisi → Baru order**
Sebelum order, harus tanya dua hal ini ke diri sendiri: 1️⃣ **Di mana letak stop loss-nya?** (Bukan berapa kerugian yang bisa saya terima, tapi di mana struktur pasar dibuktikan salah) 2️⃣ **Berapa besar posisi yang harus dibuka?** (Dihitung dari stop loss, bukan asal tebak)
---
# # Contoh nyata:
Misalnya saya ingin short $UNI, harga saat ini 8.55, level invalidasi struktur teknikal di 8.70. Maka stop loss saya **harus** di 8.70, jarak stop loss = 0.15U.
Kalau risiko maksimal yang saya siapkan untuk transaksi ini adalah 60U, maka: **Posisi = 60 ÷ 0.15 = 400 UNI**
Nilai nominal: 400 × 8.55 = 3420U Kalau pakai leverage 5x, margin hanya 684U.
Dengan cara ini: ✅ Stop loss ditempatkan secara rasional (di level kerusakan struktur) ✅ Risiko terkunci (tidak peduli seberapa besar fluktuasi, kerugian maksimal 60U) ✅ Tidak dipengaruhi emosi (karena semuanya sudah dihitung dari awal)
---
# # Perubahan pola pikir inti:
**Posisi dibuat untuk melayani stop loss, bukan sebaliknya.**
Stop loss bukan soal "berapa kerugian yang bisa saya terima", melainkan "di mana pasar membuktikan saya salah". Kalau setelah buka posisi langsung mikirkan stop loss, berarti sudah terikat emosi—takut ketinggalan, takut rugi, akhirnya posisi kecil jadi besar karena tidak disiplin.
Trader profesional sejati, stop loss tidak pernah ditentukan asal-asalan.
Sebelum order, apakah Anda sudah menghitung stop loss? 🤔
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ContractBugHunter
· 14jam yang lalu
Stop loss adalah memberi alasan untuk kehilangan uang
Lihat AsliBalas0
Ramen_Until_Rich
· 14jam yang lalu
Ternyata saya juga seorang profesional suckers.
Lihat AsliBalas0
LeverageAddict
· 14jam yang lalu
Setiap hari tidak membuka pesanan membuat tubuh tidak nyaman
Lihat AsliBalas0
ConfusedWhale
· 14jam yang lalu
stop loss 20 poin sudah selesai
Lihat AsliBalas0
TopBuyerBottomSeller
· 14jam yang lalu
Sebelum membuka posisi, atur stop loss terlebih dahulu. Mengerti?
Kemarin malam, transaksi $ALLO ini mengajarkan saya lagi satu pelajaran.
Dalam posisi terbuka, sempat mengalami kerugian floating lebih dari 500, tapi saat bangun pagi, malah berbalik menjadi keuntungan 500. Keberuntungan memang bagian dari permainan, tapi roller coaster seperti ini benar-benar membuat hati tidak tenang—kalau tidak menetapkan stop loss, mungkin sudah meledak sejak lama.
Lalu, bagaimana seharusnya menetapkan stop loss? Kalau terlalu dekat, hanya butuh satu koreksi kecil untuk tersapu; kalau terlalu jauh, saat harga turun tajam, rasanya sangat menyakitkan.
Setelah dipikir-pikir, saya sadar ini bukan soal "jarak" semata, melainkan urutan berpikir yang salah.
# Urutan kesalahan kebanyakan orang:
Buka posisi → Pasar tidak sesuai harapan → Panik cari level stop loss → Entah tidak mau rugi dan tahan, atau sembarangan potong posisi
Hasilnya? Kerugian kecil berubah menjadi besar, atau baru saja menetapkan stop loss langsung rebound.
# Urutan yang benar seharusnya adalah:
**Hitung stop loss dulu → Tentukan posisi → Baru order**
Sebelum order, harus tanya dua hal ini ke diri sendiri:
1️⃣ **Di mana letak stop loss-nya?** (Bukan berapa kerugian yang bisa saya terima, tapi di mana struktur pasar dibuktikan salah)
2️⃣ **Berapa besar posisi yang harus dibuka?** (Dihitung dari stop loss, bukan asal tebak)
---
# # Contoh nyata:
Misalnya saya ingin short $UNI, harga saat ini 8.55, level invalidasi struktur teknikal di 8.70.
Maka stop loss saya **harus** di 8.70, jarak stop loss = 0.15U.
Kalau risiko maksimal yang saya siapkan untuk transaksi ini adalah 60U, maka:
**Posisi = 60 ÷ 0.15 = 400 UNI**
Nilai nominal: 400 × 8.55 = 3420U
Kalau pakai leverage 5x, margin hanya 684U.
Dengan cara ini:
✅ Stop loss ditempatkan secara rasional (di level kerusakan struktur)
✅ Risiko terkunci (tidak peduli seberapa besar fluktuasi, kerugian maksimal 60U)
✅ Tidak dipengaruhi emosi (karena semuanya sudah dihitung dari awal)
---
# # Perubahan pola pikir inti:
**Posisi dibuat untuk melayani stop loss, bukan sebaliknya.**
Stop loss bukan soal "berapa kerugian yang bisa saya terima", melainkan "di mana pasar membuktikan saya salah".
Kalau setelah buka posisi langsung mikirkan stop loss, berarti sudah terikat emosi—takut ketinggalan, takut rugi, akhirnya posisi kecil jadi besar karena tidak disiplin.
Trader profesional sejati, stop loss tidak pernah ditentukan asal-asalan.
Sebelum order, apakah Anda sudah menghitung stop loss? 🤔