Selama ini, bursa terpusat (CEX) selalu unggul jauh dalam volume perdagangan, tapi data terbaru menunjukkan arah mulai berubah. Hingga Q2 2025, rasio volume perdagangan DEX terhadap CEX mencapai rekor tertinggi 0,23—terlihat kecil, tapi di baliknya DEX tumbuh jauh lebih cepat dari CEX.
Apa pendorong utamanya? Terobosan teknologi. Fitur Hook kustom Uniswap v4 menurunkan biaya Gas, solusi Layer 2 sedang mengubah pengalaman trading, interoperabilitas lintas rantai memungkinkan pengguna berpindah blockchain dengan mulus. Ini bukan sekadar hype, tapi iterasi produk nyata.
Dua Jalur, Masing-masing Ada Plus Minus
Kelebihan CEX sangat jelas: order book yang dalam membuat transaksi besar minim slippage; antarmuka ramah bahkan untuk pemula; jalur fiat lengkap. Tapi harganya, kamu harus menyerahkan kunci aset ke bursa—kasus FTX bangkrut, bursa kabur, sudah jadi bukti risikonya nyata.
DEX mengambil jalur berbeda: kamu pegang private key, aset benar-benar milikmu. Tidak ada risiko terpusat, transparansi tinggi, bisa ikut yield farming, liquidity mining, dan peluang DeFi lainnya. Tapi jangan naif—bug smart contract, phishing, biaya slippage, semua tetap harus diwaspadai.
Apa yang Diubah oleh DEX Perpetual
Yang paling menarik adalah bangkitnya DEX perpetual. Platform seperti Hyperliquid memungkinkan pengguna trading leverage tinggi dalam lingkungan self-custody, fitur order tersembunyi mendukung strategi trading kompleks. Inovasi ini sedang menjembatani TradFi dan DeFi, menarik masuk para trader profesional.
Regulasi vs Kebebasan: Dilema Dua Pilihan
CEX wajib patuhi aturan KYC/AML, lebih aman tapi privasi berkurang. DEX memang menghindari sebagian masalah regulasi, tapi tetap mendapat pertanyaan “benar-benar terdesentralisasi nggak?”—kalau token banyak dipegang founder, apakah masih layak disebut terdesentralisasi?
Cara Main Orang Pintar
Tak harus pilih salah satu. Semakin banyak trader memakai strategi campuran: pakai CEX untuk fiat on-off ramp dan volume besar, pakai DEX untuk farming, ikut token baru, menikmati self-custody sejati. Jadi bisa dapat kemudahan CEX, tetap cuan dari DEX.
Kesimpulan: CEX dan DEX bukan saingan yang saling menyingkirkan, tapi saling melengkapi. Masa depan pasar kripto kemungkinan besar menggabungkan keduanya, pengguna bisa fleksibel pindah sesuai kebutuhan. Kuncinya paham risiko masing-masing, pilih kombinasi platform sesuai toleransi risiko dan target pribadi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
CEX vs DEX: Pertarungan Terakhir Lanskap Perdagangan Kripto 2025
Data Bicara: DEX Diam-diam Mulai Mengejar
Selama ini, bursa terpusat (CEX) selalu unggul jauh dalam volume perdagangan, tapi data terbaru menunjukkan arah mulai berubah. Hingga Q2 2025, rasio volume perdagangan DEX terhadap CEX mencapai rekor tertinggi 0,23—terlihat kecil, tapi di baliknya DEX tumbuh jauh lebih cepat dari CEX.
Apa pendorong utamanya? Terobosan teknologi. Fitur Hook kustom Uniswap v4 menurunkan biaya Gas, solusi Layer 2 sedang mengubah pengalaman trading, interoperabilitas lintas rantai memungkinkan pengguna berpindah blockchain dengan mulus. Ini bukan sekadar hype, tapi iterasi produk nyata.
Dua Jalur, Masing-masing Ada Plus Minus
Kelebihan CEX sangat jelas: order book yang dalam membuat transaksi besar minim slippage; antarmuka ramah bahkan untuk pemula; jalur fiat lengkap. Tapi harganya, kamu harus menyerahkan kunci aset ke bursa—kasus FTX bangkrut, bursa kabur, sudah jadi bukti risikonya nyata.
DEX mengambil jalur berbeda: kamu pegang private key, aset benar-benar milikmu. Tidak ada risiko terpusat, transparansi tinggi, bisa ikut yield farming, liquidity mining, dan peluang DeFi lainnya. Tapi jangan naif—bug smart contract, phishing, biaya slippage, semua tetap harus diwaspadai.
Apa yang Diubah oleh DEX Perpetual
Yang paling menarik adalah bangkitnya DEX perpetual. Platform seperti Hyperliquid memungkinkan pengguna trading leverage tinggi dalam lingkungan self-custody, fitur order tersembunyi mendukung strategi trading kompleks. Inovasi ini sedang menjembatani TradFi dan DeFi, menarik masuk para trader profesional.
Regulasi vs Kebebasan: Dilema Dua Pilihan
CEX wajib patuhi aturan KYC/AML, lebih aman tapi privasi berkurang. DEX memang menghindari sebagian masalah regulasi, tapi tetap mendapat pertanyaan “benar-benar terdesentralisasi nggak?”—kalau token banyak dipegang founder, apakah masih layak disebut terdesentralisasi?
Cara Main Orang Pintar
Tak harus pilih salah satu. Semakin banyak trader memakai strategi campuran: pakai CEX untuk fiat on-off ramp dan volume besar, pakai DEX untuk farming, ikut token baru, menikmati self-custody sejati. Jadi bisa dapat kemudahan CEX, tetap cuan dari DEX.
Kesimpulan: CEX dan DEX bukan saingan yang saling menyingkirkan, tapi saling melengkapi. Masa depan pasar kripto kemungkinan besar menggabungkan keduanya, pengguna bisa fleksibel pindah sesuai kebutuhan. Kuncinya paham risiko masing-masing, pilih kombinasi platform sesuai toleransi risiko dan target pribadi.