Minyak mentah Rusia sedang mengalami "lompatan" harga.

Menurut data pelacakan terbaru dari Argus Media, harga minyak Ural yang diekspor dari Laut Hitam dan minyak ESPO dari jalur Pasifik telah jatuh ke level terendah sejak Februari 2022. Seberapa tajam penurunan ini? Pada minggu pertama Desember (1-7), harga minyak Ural yang dikirim dari pelabuhan Baltic turun sebesar 2,4 dolar per minggu, menjadi 41,16 dolar per barel; sedangkan di pelabuhan Novorossiysk, harga minyak yang sama bahkan lebih parah, turun 2,8 dolar menjadi 38,28 dolar per barel.

Minyak ESPO yang memasok pasar China juga tidak luput, dengan harga rata-rata 52,36 dolar per barel, turun 1,6 dolar dalam satu minggu. Pembeli dari India malah mendapatkan keuntungan—harga minyak Rusia yang mereka terima jatuh di bawah batas 58 dolar, menyentuh level terendah sejak Maret 2023.

Lebih ekstrem lagi adalah besarnya diskon. Sekarang, minyak Ural lebih murah 25,8 dolar dibandingkan patokan Brent, selisih harga ini langsung berlipat ganda sejak sanksi AS terhadap Lukoil dan perusahaan minyak tertentu. Perlu diketahui, diskon besar pada Mei 2022 lalu hanya sekitar 34 dolar, dan sekarang sudah sangat mendekati rekor tersebut.

Harga ambruk, volume pengiriman malah melonjak. Rata-rata ekspor harian selama periode ini mencapai 4,24 juta barel, meningkat 290.000 barel per minggu, langsung memecahkan rekor tertinggi ekspor sejak konflik dimulai. Sementara itu, "gudang terapung" di laut juga membesar—sekitar 180 juta barel minyak mentah tergeletak di kapal tanker tanpa pembeli, meningkat hampir 30% dibanding akhir Agustus.

Gabungan antara penurunan harga dan peningkatan volume pengiriman serta penumpukan stok ini mengirimkan sinyal pasar yang menarik untuk dicermati.