Ingin tahu mengapa pasar bergerak dalam pola yang dapat diprediksi? Seorang petani abad ke-19 mengetahuinya.
Kembali pada tahun 1875, Samuel Benner—secara harfiah seorang petani yang menghidupi dirinya dari bertani—mempublikasikan penelitian yang menunjukkan bahwa siklus pasar bukanlah kekacauan acak. Dia menghabiskan bertahun-tahun mempelajari fluktuasi harga komoditas dan saham, dan menemukan bahwa pasar mengikuti pola 3 fase yang berulang.
Tiga Fase yang Diidentifikasi oleh Benner
Fase A — Tahun Panik
Pasar kehilangan akal sehat. Investor baik membeli karena FOMO atau menjual panik tanpa berpikir. Harga terlepas dari kenyataan—baik melonjak atau jatuh keras. Ini adalah puncak emosi mengalahkan logika.
Fase B — Waktu Baik
Harga memuncak. Ini adalah waktu untuk menjual sebelum terjadinya crash. Aset dinilai terlalu tinggi, sentimen sangat optimis, dan uang pintar secara diam-diam mengambil keuntungan.
Fase C — Masa Sulit
Semua orang sedang berdarah merah. Tapi inilah rahasianya: inilah saatnya Anda membeli saat harga turun. Aset menjadi murah, ketakutan tinggi, dan modal yang sabar akan dihargai ketika ledakan berikutnya terjadi.
Mengapa Itu Masih Penting
Kerangka kerja Benner bukan sihir—ini adalah psikologi. Pasar mengulang karena keserakahan dan ketakutan manusia tidak pernah berubah. Baik itu saham, komoditas, atau kripto, siklusnya tetap ada.
Keunggulan sebenarnya? Sebagian besar trader membeli pada harga tinggi (Fase A), menjual panik pada harga rendah (Fase C), dan kehilangan keuntungan (Fase B). Sistem Benner membalikkan skenario itu.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Siklus Benner: Kerangka Perdagangan Berusia 150 Tahun yang Masih Berfungsi
Ingin tahu mengapa pasar bergerak dalam pola yang dapat diprediksi? Seorang petani abad ke-19 mengetahuinya.
Kembali pada tahun 1875, Samuel Benner—secara harfiah seorang petani yang menghidupi dirinya dari bertani—mempublikasikan penelitian yang menunjukkan bahwa siklus pasar bukanlah kekacauan acak. Dia menghabiskan bertahun-tahun mempelajari fluktuasi harga komoditas dan saham, dan menemukan bahwa pasar mengikuti pola 3 fase yang berulang.
Tiga Fase yang Diidentifikasi oleh Benner
Fase A — Tahun Panik Pasar kehilangan akal sehat. Investor baik membeli karena FOMO atau menjual panik tanpa berpikir. Harga terlepas dari kenyataan—baik melonjak atau jatuh keras. Ini adalah puncak emosi mengalahkan logika.
Fase B — Waktu Baik Harga memuncak. Ini adalah waktu untuk menjual sebelum terjadinya crash. Aset dinilai terlalu tinggi, sentimen sangat optimis, dan uang pintar secara diam-diam mengambil keuntungan.
Fase C — Masa Sulit Semua orang sedang berdarah merah. Tapi inilah rahasianya: inilah saatnya Anda membeli saat harga turun. Aset menjadi murah, ketakutan tinggi, dan modal yang sabar akan dihargai ketika ledakan berikutnya terjadi.
Mengapa Itu Masih Penting
Kerangka kerja Benner bukan sihir—ini adalah psikologi. Pasar mengulang karena keserakahan dan ketakutan manusia tidak pernah berubah. Baik itu saham, komoditas, atau kripto, siklusnya tetap ada.
Keunggulan sebenarnya? Sebagian besar trader membeli pada harga tinggi (Fase A), menjual panik pada harga rendah (Fase C), dan kehilangan keuntungan (Fase B). Sistem Benner membalikkan skenario itu.